Crita TKW : Mariati, Potret TKW yang Berubah Drastis Semenjak Kerja di Luar Negeri,
Hatveling.com - Menjadi seorang TKW seperti menghadapi dilema yang tak kunjung selesai. Di satu sisi keadaan ekonomi keluarga tidak cukup menopang hidup, di sisi lain tentu tidak ada kerelaan dari sang suami dan anak untuk melepas sang istri dan ibu ini untuk bekerja ke luar negeri. Namun karena hidup terus berjalan, maka tak ada jalan lain, akhirnya pilihan jatuh dengan mantap menjadi seorang TKW. Walaupun akan merasakan rindu luar biasa, namun ekonomi keluarga akan terselamatkan.
Lihat Juga Waspada Ada CCTV Model Gantung baju di Toilet Wanita, Cewek bugil Di toilet direkam - Fotonya.
Sebulan dua bulan pertama semuanya lancar, entah itu komunikasi atau kiriman uangnya. Namun setelah bertahun-tahun, perlahan sang istri pun mulai berubah. Mulai jarang lagi menghubungi bahkan sudah tidak pernah lagi pulang apa lagi mengirim uang bulanan seperti biasanya.
Lihat Juga Foto-foto Seksi Pramugari Maskapai Indonesia yang Bikin Heboh.
Kisah ini sangat mirip seperti yang dialami Kariman. Pria ini sudah tidak mendengar kabar istrinya, Mariati, yang seorang TKW di Hongkong sejak 5 tahun lalu. Bahkan parahnya, ia juga mendapatkan sebuah surat hutang atas nama istrinya. Rumah tangganya pun terancam buyar dan sang anak bernama Cindi juga sudah mulai muak dengan sang ibu. Bagaimana kronologinya? Berikut ulasannya.
Kariman Awalnya Berat Memberi Izin Kepada Mariati
Kariman, pria asal kabupaten Malang ini bisa dibilang hidupnya cukup, walaupun sangat pas-pasan. Namun sebagai wanita yang masih muda, Mariati pun tidak sanggup jika hidup seperti ini. Ia masih membutuhkan uang lebih untuk membeli pernak pernik yang tak mudah dicukupi Kariman. Hingga akhirnya tercetus wacana ingin jadi TKW saja agar bisa bantu-bantu ekonomi keluarga.
Sebenarnya berat bagi Kariman untuk memberi izin kepada Mariati untuk pergi [Image Source]
Kariman pun sebenarnya berat untuk mengizinkan sang istri pergi. Namun, ia menyadari jika dirinya memang tak sanggup untuk mencukupi kebutuhan lain Mariati. Dengan berbekal keyakinan jika dengan berangkatnya sang istri ekonomi keluarga akan mampu bertahan, akhirnya Kariman pun mengizinkannya.
“Saya terpaksa menandatangani surat izin ke Hongkong karena ekonomi saya benar-benar tidak bisa naik lagi. Lha bagaimana, kalau saya tidak memberi izin tapi saya sendiri tidak bisa mencukupi keinginan istri. Sebenarnya penghasilan saya sudah cukup untuk kebutuhan sehari-hari, tapi Mariati keinginannya selalu lebih,” ungkap Kariman.
Awalnya Seperti yang Direncanakan
Mariati berangkat pada tahun 2007 lalu, dan ia benar-benar menepati janjinya untuk selalu memberi kabar kepada keluarga. Hal ini berlangsung hingga pertengahan tahun 2010. Bahkan tak lupa sang istri juga mengirimkan uang penghasilannya untuk keluarga. Tercatat selama kurun waktu 3 tahun ini sudah lebih dari 30 juta yang dikirimnya. Kariman menggunakan uang ini untuk membangun pondasi rumah, sedangkan kebutuhan sehari-hari ia dan anaknya sudah bisa ditanggung lewat penghasilannya sehari-hari.
Awalnya tidak ada yang salah dengan Mariati, uang bulanan pun tetap dikirimkannya [Image Source]
Mariati sempat pulang dan kembali lagi ke Hongkong pada Oktober 2010. Komunikasi pun masih lancar hingga akhirnya pada bulan November 2010 Mariati sudah tidak lagi berkirim pesan. Bahkan tercatat hingga sekarang tak pernah satu pun panggilan telepon atau SMS yang mampir ke handphone Kariman. Pria ini pun kelimpungan mencari keberadaan sang istri, belum lagi Cindi juga kadang terlihat menangis tersedu sambil berujar rindu kepada Mariati.
Usaha Kariman Mencari Istri Berujung Hampa
Ya, bagaimana pun Mariati adalah istrinya, sudah kewajiban Kariman untuk peduli. Ia pun melakukan berbagai macam cara untuk mencari keberadaan sang istri. Pernah lewat seorang kyai, bahkan ia harus membayar mahar sebesar Rp 10 juta. Kariman juga mengusahakan lewat jalur birokrasi formal. Mulai dari mengontak PT tempat Mariati diberangkatkan hingga kantor BNP2TKI di Jakarta.
Kariman dan Cindi tak berhenti berharap agar belahan jiwa mereka itu bisa segera berkirim kabar [Image Source]
Hasilnya nihil, ketika ia mendesak PT Guna Karya Insan Mandiri, mereka mengatakan Mariati sudah bukan tanggungan perusahaan lagi. Pasalnya sang istri terhitung sudah dua tahun di luar negeri. Peraturan mengatakan Mariati sudah lepas dari tanggungan perusahaan. BNP2TKI pun sama, sampai detik ini mereka tak kunjung membalas permohonan Kariman.
Duka yang dialami Kariman tak selesai sampai di sini. Pada tahun 2014 datang sebuah surat dari agensi keuangan di Hongkong yang mengatakan Mariati Berhutang.
Mariati Kedapatan Berhutang $ 30 Ribu Hongkong
Sebuah surat datang ke rumah Kariman pada tahun 2014. Isinya mengatakan jika sang istri telah berhutang sebesar $ 30 ribu Hongkong. Perasaan carut marut pun langsung menghinggapi pria ini. “Saya kaget Mas. Sudah tidak ada kabarnya, tahu-tahu datang surat pemberitahuan hutang. Yang jadi pertanyaan saya, Istri saya hutang uang tersebut untuk apa dan siapa? Kalau untuk kami yang di rumah, uangnya juga tidak ada wujudnya, lalu untuk apa atau untuk siapa?” Ungkap Kariman Pasrah.
Niatan menjamin ekonomi keluarga malah terbalik 180 derajat ketika Mariati kedapatan berhutang
Hal ini tentu jadi masalah lain bagi Kariman. Istri yang tidak menghubunginya sejak 5 tahun lalu, kini malah membawa hutang untuk keluarga. Kecewa, marah, tak percaya, dirasakan pria ini. Kenapa sang istri begitu tega melakukan hal ini? Meskipun tak diungkapkannya, sangat terlihat jika Kariman benar-benar menyesal memberi izin kepada istrinya itu.
Mariati Sempat Bertemu Tetangga Kariman yang Juga Jadi TKW
Sebenarnya Kariman pernah seperti mendapatkan secercah harapan gara-gara salah satu tetangganya yang juga jadi TKW di Hongkong menyatakan pernah bertemu dengan Mariati. Sayangnya, rupanya kehidupan di sana sudah benar-benar mengubah ibu satu anak itu. Ketika bertemu dengan Mariati di sebuah jalan di Hongkong, si tetangga ini pun berujar jika anak dan suaminya mencari-cari. Namun dengan ketus Mariati menbalasnya “Jangan ikut campur urusanku”.
Ya, Cindi yang sekarang jadi sangat membenci ibunya
Kariman makin yakin kalau istinya sudah benar-benar berubah. Bukan Mariati yang dinikahinya dulu. Bahkan kebencian juga sangat terlihat dari Cindi yang kini beranjak remaja. Sang gadis ini kadang terdengar menangis terisak bahkan sering pula memaki-maki ibunya sendiri.
Pertanyaannya adalah apakah semua TKW kita seperti ini? Berangkat dengan restu keluarga dan suami, malah berubah jadi tak karuan di sana. Bahkan sampai seperti Mariati yang memberi beban hutang kepada suaminya di rumah.
Sungguh miris, wanita yang sedianya jadi pahlawan keluarga malah akhirnya jadi beban bahkan bisa dibilang memberi aib. Belum lagi sang anak yang mungkin sangat rentan depresi gara-gara omongan-omongan tetangga atau teman-temannya mengenai sang ibu. Lagi-lagi, apakah potret TKW kita seperti ini? Lalu harus bagaimana solusi agar hal ini tidak terjadi lagi? Kembali seperti kalimat pembuka di atas, pilihan menjadi TKW adalah sebuah dilema yang tak kunjung selesai.