Ternyata Lelaki Paling Tampan Di Dunia Bukan Nabi Yusuf,
Hatveling.com - Guru saya sering cerita, kalau nabi yusuf itu ketampanannya separuh dari penduduk dunia. Benarkah nabi Yusuf manusia paling tampan?
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Para wanita yang pernah ketemu Nabi Yusuf ‘alaihis salam, mereka menganggap Yusuf bukan manusia biasa, tapi jelmaan Malaikat.
فَلَمَّا رَأَيْنَهُ أَكْبَرْنَهُ وَقَطَّعْنَ أَيْدِيَهُنَّ وَقُلْنَ حَاشَ لِلَّهِ مَا هَذَا بَشَرًا إِنْ هَذَا إِلَّا مَلَكٌ كَرِيمٌ
“Tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum dengan keelokan wajahnya, dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata: “Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia.” (QS. Yusuf: 31).
Apakah Nabi Yusuf Paling Ganteng?
Ulama berbeda pendapat tentang siapakah lelaki yang paling tampan.
Pendapat pertama, yang paling adalah Nabi Yusuf.
Diantara dalilnya adalah ayat di atas dan hadis dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, dimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أُعْطِيَ يُوسُفُ شَطْرَ الْحُسْنِ
“Yusuf diberi setengah ketampanan.” (HR. Ahmad 14050 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth)
Disebutkan pula dalam hadis riwayat muslim, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan peristiwa Isra Mi’raj yang beliau alami. Ketika beliau di langit ketiga, beliau bertemu dengan Yusuf. Komentar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ketemu beliau,
فَإِذَا أَنَا بِيُوسُفَ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا هُوَ قَدْ أُعْطِىَ شَطْرَ الْحُسْنِ
Di sana saya bertemu Yusuf alaihis shalatu was salam, ternyata beliau diberi setengah ketampanan. (HR. Muslim 429).
Ibnul Qoyim menjelaskan makna hadis,
والظاهر أن معناه أن يوسف عليه السلام اختص على الناس بشطر الحسن واشترك الناس كلهم في شطره
Kesimpulan yang bisa dipahami dari hadis bahwa Yusuf ‘alaihis salam secara khusus memiliki setengah ketampanan semua manusia. Sementara setengah setampanan sisanya terbagi pada semua manusia lainnya. (Badai al-Fawaid, 3/723).
Kedua, orang yang paling tampan adalah Nabi Adam ‘alaihis Salam
Diantara dalil yang mendukung pendapat ini,
Hadis Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خَلَقَ اللَّهُ آدَمَ عَلَى صُورَتِهِ
Allah menciptakan Adam dengan rupa sama seperti wajahnya. (HR. Bukhari 6227 & Muslim 2841)
Dalam riwayat lain, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
إِذَا قَاتَلَ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فَلْيَجْتَنِبْ الْوَجْهَ فَإِنَّ اللَّهَ خَلَقَ آدَمَ عَلَى صُورَتِهِ
“Apabila kalian menghukum orang lain, jauhi wajah. Karena Allah menciptakan Adam dengan rupa seperti wajahnya.” (HR. Muslim 2612).
Kita tidak membahas makna kalimat ‘seperti wajahnya’, yang jelas hadis ini menunjukkan betapa wajah Nabi Adam ‘alaihis Salam adalah wajah yang indah.
Disamping itu, Adam adalah bapak semua manusia, dan semua ketampanan yang dimiliki keturunannya adalah cipratan dari Adam.
Sementara hadis di atas, bahwa “Yusuf diberi setengah ketampanan.”
Maknanya, Yusuf diberi setengah ketampanan Nabi Adam.
Pendapat ini disebutkan Ibnu Katsir dalam kitabnya al-Bidayah wa an-Nihayah (1/97).
Ketiga, orang yang paling tampan adalah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ibnul Qoyim menyebutkan pendapat ini,
قالت طائفة المراد منه أن يوسف اوتي شطر الحسن الذي أوتيه محمد فالنبي بلغ الغاية في الحسن ويوسف بلغ شطر تلك الغاية
Sebagian ulama menyebutkan, maksud hadis bahwa Yusuf diberi setengah ketampanan yang dimiliki Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berada di puncak ketampanan, sementara Yusuf hanya mencapai setengah ketampanan beliau.
Selanjutnya, Ibnul Qoyim menyebutkan alasan pendapat ini,
قالوا ويحقق ذلك ما رواه الترمذي من حديث قتادة عن أنس قال لَمْ يَبْعَثِ اللَّهُ نَبِيًّا إِلا حَسَنَ الصَّوْتِ ، حَسَنَ الْوَجْهِ ، وَكَانَ نَبِيُّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَهُمْ وَجْهًا وَأَحْسَنَهُمْ صَوْتًا
Mereka beralasan, bahwa ini sesuai dengan hadis riwayat Turmudzi dari Qatadah, dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, yang mengatakan,
“Tidaklah Allah mengutus nabi, kecuali berwajah tampan, dan suaranya bagus. Dan Nabi kalian Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling tampan wajahnya dan paling indah suaranya.” (Badai al-Fawaid, 3/723).
Apapun itu, yang lebih penting kita memahami bahwa derajat kemuliaan manusia di sisi Allah tidak diukur dari neraca fisik, namun kembali kepada taqwa. Kita berusaha untuk meniru taqwanya para nabi dan bukan ketampanan para nabi.